Okay
Canda tawa mulai menemui kekosongan
Tatap mata-mata yang sering bertemu seiring berjalannya waktu
Mereka tertawa bersamaku
Membuang sedikit pilu yang sering kurasakan
Langit malam terang
Namun tiada bintang menemani
Angin menusuk seluruh tubuhku yang semakin beku
Hanya lantunan nama-Nya yang kudengar
Lalu muncul wajah itu
Membuatku merasa sedikit terusik
Kucoba memejamkan mata
Mencoba untuk mengulangi lagi semua
Tanpa pernah ada yang kurasa
Nada indah mulai melangkah dalam gendang telingaku
Teringat lagi wajahmu
Tuhan
Mengapa harus seperti ini yang kurasa
Semakin kucoba membuang
Semakin dalam pisau yang ditancapkannya di hati ini
Ku pejamkan mataku sekali lagi
Aku berhasil
Hanya hitam yang ada di hadapanku
Bukan kamu
Kulihat kanan hitam
Kiri hitam depan hitam belakang hitam
Ya aku ada dalam sebuah hampa
Suara itu membangunkanku
Ku langkahkan kaki dan kucoba untuk menumpahkan air dari keran
Aku damai sesaat
Nama-Mu yang menemaniku
Yang mengikatku dengan sangat erat
Sungguh aku merasakan kuasa-Mu
Kubuka jendela langit
Tapi yang kulihat kata-kata yang diucapkan oleh kawanmu
Aku terdiam kucoba memahami
Okay
Sekarang adalah waktuku untuk bangkit
Silakan
“Nikmati saja gelora indah yang sedang kau rasa”
Ku tahu maksudmu saat itu
Saat ini aku memang harus melangkah
Namun akan tetap ku kunci
Takkan pernah kubiarkan orang lain yang membuka kunci ini
Dan akan ku buka kunci ini sendiri
Nanti
Saat kuterima lembaran yang membuktikan kepindahan duniaku
Bogor, Januari 2014
Republish from : http://auliarahmahtnaz.tumblr.com/post/72804854989/okay
About Me
ARA.
Dreamer
This is my second blog. I love to write poem since I'm in the Elementary School. So, I want to have a blog just for my poem.
Popular Posts
-
Kamu tau rasanya berdiri di atas air? Kamu pikir mudah? Berjalan tanpa ada hambatan Yang nyatanya penuh jebakan Semakin berjalan ras...
-
Dalam sepekat cahaya Tuhan membawa air mata Jika mampu kau rasakan aku telah mati Tak ada sedikitpun hembusan angin yang selalu menggel...
-
Aku benci saat mentari diperlakukan seperti raja Aku benci melihat senyum semu saat ku gelengkan kepala Aku benci mendengar ocehan lemb...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar